Saturday, January 22, 2011

Ibnu Ath-Thallayah


Dia adalah syaikh yang jujur, zuhud, menjadi panutan dan merupakan keberkahan bagi kaum muslimin, Abu Al Abbas Ahmad bin Abu Ghalib, dikenal dengan Ibnu Ath-Thallayah,113 Al Kaghidy Al Baghdadi. Lahir pada tahun 462 H.
As-Sam’ani berkata, “Dia adalah seorang syaikh besar, menghabiskan umurnya untuk beribadah, sering melaksanakan shalat malam dan berpuasa. Seakan-akan tidak ada satu jam pun dari umurnya yang terlewatkan kecuali untuk beribadah. Karena sering beribadah, tubuhnya menjadi agak bungkuk, hingga tidak jelas perbedaan antara berdirinya dan ruku’nya kecuali sedikit sekali. Dia telah hafal Al Quran, dan tidak menerima sesuatu pun dari seseorang. Dia mencukupkan dirinya dengan persediaan yang dimilikinya.”
Abu Al Muzhaffar bin Al Jauzi berkata, “Aku mendengar bahwa para syaikh bercerita tentang orang tua dan kakek mereka, bahwa sultan Mas’ud apabila datang ke Baghdad, ia gemar berziarah kepada para ulama dan orang-orang shalih. Maka ia meminta kedatangan Ibnu Ath-Thallayah. Ia berkata kepada seorang utusan: Aku berada di dalam masjid, sedang menunggu orang yang selalu beribadah pada waktu siang sebanyak lima kali. Maka berangkatlah utusan tersebut. Sultan berkata pada dirinya: Seharusnya aku sendiri yang berjalan menemuinya. Sultan pun pergi menziarahinya, kemudian ia melihatnya sedang mengerjakan shalat Dhuha, dan ia memanjangkan shalatnya dengan membaca Al Quran delapan juz. Sultan ikut shalat bersamanya di sebagian rakaatnya. Seorang pelayan berkata kepadanya, “Sultan telah datang untuk menemuimu.” Ibnu Ath-Thallayah berkata, “Di mana Mas’ud?” Sultan menjawab, “Aku ada di sini.” Ibnu Ath-Thallayah berkata, “Wahai Mas’ud, berbuatlah adil, dan berdoalah untukku, Allah Maha besar. Kemudian sultan mengerjakan shalat dan ia menangis. Ia menulis di atas kertas dengan tangannya sendiri berjanji untuk menghilangkan pemungutan pajak, dan ia bertobat dengan tobat yang sebenar-benarnya.”
Ibnu Ath-Thallayah meninggal pada tahun 548 H. jenazahnya diangkat di atas kepala, tidak ada seorang pun yang menyamainya sepeninggalnya.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan isikan komentar dengan bahasan yang santun

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home